Wasabi? Apaan tuh? Yang warna ijo dan pedes2 kaya' odol itu bukan? Ding dong...seratus^^!
Wasabi yang sangat populer di perkulineran negeri matahari terbit ini memang sering dijadikan "cocolan" layaknya sambal untuk sushi atau sashimi. Tapi jangan salah, bumbu ini memiliki komponen pedas yang jauh berbeda dari cabai. Alih-alih mengandung komponen capsaicin yang memiliki "target sengatan" di lidah, komponen wasabi yang bertanggung jawab atas kepedasannya (allyl isothiocyanate) lebih nampol di daerah hidung. Jika diulik-ulik dari sisi klasifikasi tanaman, Wasabia Japonica memang tidak sekeluarga dengan cabai yang merupakan family Solanaceae, namun masuk ke keluarga Brassicaceae bersama dengan kol, moster (mustard) dan horseradish.
Umumnya wasabi dijual dalam bentuk umbi yang sudah diparut atau pasta-langsung-konsumsi. Mengingat dalam waktu 15 menit saja aroma (flavor) wasabi dapat hilang dan menguap, bumbu ini sering disajikan benar-benar sesaat sebelum dikonsumsi. Fakta penting tentang wasabi (= shānkuí; 山葵) adalah wasabi asli sangat sulit dipanen sehingga harganya relatif mahal, yaitu sekitar Rp. 700.000,- sampai Rp. 1.000.000,- per pon. Jadi, wasabi komersial sering menggunakan bahan alternatif yang lebih murah yang merupakan campuran horseradish, moster dan pewarna makanan (hijau).
Nah, beberapa saat yang lalu, ketika sedang berbelanja di pasar tradisional, Tainan Halal menemukan wasabi dalam bentuk bubuk yang ternyata di kemasannya mencantumkan logo halal dari Taichung Mosque. Satu kemasan wasabi powder berberat bersih 300 gram ini dihargai NT$65. Cukup untuk stok berbulan-bulan :). Semoga bermanfaat. [TH/BP]
Spotted at nearby traditional market
No comments:
Post a Comment