Nama "telur asin" pastilah sangat akrab di telinga kita. Telur bebek yang diawetkan dengan lumuran arang atau bata merah yang dicampur dengan garam ini sangat mudah ditemukan di Indonesia. Pun ternyata di Taiwan. Telur yang dikenal dengan sebutan 鹹鴨蛋 (xian2 ya1 dan4) ini bertebaran di pasar maupun supermarket. Di RT-Mart, empat butir telur asin yang dikemas seperti gambar di atas dilabeli harga NT$49.
Berbeda dengan telur asin, istilah "telur pitan" kurang populer. Di Indonesia, telur yang memiliki kenampakan luar gelap ini pun cenderung sulit ditemui. Tidak demikian di Taiwan. Telur pitan lebih mudah dijumpai daripada "saudaranya", telur asin. Cara pengawetan telur pitan sedikit berbeda dari telur asin. Telur ayam atau itik dilumuri campuran lempung, abu, garam, jeruk purut dan sekam padi. Lama penyimpanannya mulai dari hitungan minggu sampai bulan. Berdasarkan informasi dari Wikipedia, selama diawetkan, kuning telur akan berubah menjadi hijau gelap dan menjadi seperti krim dengan bau belerang dan amonia, sementara putih telur berubah menjadi kecokelatan dan sedikit transparan. Pi2dan4 (皮蛋) dapat dibeli di supermarket yang sama dengan harga sedikit lebih mahal, yaitu NT$59. [TH; BP]
No comments:
Post a Comment